Suatu
organisasi atau perusahaan media pasti tidak dapat diselesaikan oleh satu orang
saja tetapi ada banyak orang yang terlibat dalam menghasilkan suatu media,
khususnya media cetak seperti surat kabar. Tim penyusun ini tidak dapat
terpisahkan satu sama lain karena mereka saling berkaitan. Kita akan membahan
tim apa saja yang bekerja dibalik penerbitan media cetak. Pertama adalah
penanggung jawab surat kabar sebagai pimpimnan dari lembaga penerbit surat
kabar. Selanjutnya adalah pemimpin redaksi yang bertugas untuk mengajak/ memimpin rapat redaksi
untuk menentukan tema dan dan topik-topik tulisan setiap edisi surat kabar. Ada
pula tim redaksi yang merupakan beberapa orang (2-3 orang atau lebih) yang
bertugas menyeleksi,
mengolah dan menyunting tulisan yang masuk agar cocok untuk dimuat surat
kabarnya (dari segi topik dan panjang tulisan). Tim redaksi juga menjadi
reporter yang mencari bahan tulisan dan narasumber untuk ditulis sesuai
kebutuhan materi sebuah edisi surat kabar. Serta melakukan pemotretan dan mengumpulkan/
menyusunnya menjadi stok foto yang sewaktu-waktu siap digunakan.
Selanjutnya
tim reporter yaitu wartawan lapangan
yang bekerja untuk mencari berita di lapangan, mewawancarai seseorang, dan
membuat tulisan hasil lapangan/wawancara tersebut. Hasil laporannya kemudian
diolah (diedit) tim redaksi menjadi tulisan yang siap dimuat. Selain itu,
reporter juga melakukan pemotretan yang diperlukan. Tak kalah penting adalah
lay-outer atau type setter, orang orang yang bertugas melakukan tata letak
(lay-out) naskah, gambar, dan bagian-bagian lain di dalam surat kabar dan tata
aksara (setting) yaitu pemilihan jenis dan ukuran huruf yang sesuai dengan
kebutuhan (jelas dan artistik). Kemudian ada ilustrator yaitu orang yang
membuat gambar ilustrasi untuk melengkapi suatu naskah (cerita/catatan
pengalaman, cerpen, puisi, dan sebagainya). Terakhir adalah kontributor.
Kontributor tulisan adalah seseorang yang punya kepandaian menulis tetapi tidak
masuk ke dalam struktur organisasi media. Beberapa orang seperti ini dapat
diperoleh dari jenis keahlian (kompetensi) tertentu, misal: Guru (menulis
tentang isu pendidikan), petani maju (menulis tentang inovasi pertanian),
petugas Puskesmas (menulis tentang isu-isu kesehatan masyarakat), staf
pemerintahan (menulis tentang isu-isu otonomi daerah), dan sebagainya. Juga
terdapat perorangan yang memang merupakan pemerhati dan bersedia menuliskan
hasil pengamatan/pemikirannya. Bayangkan bila salah satu tim tidak ada,
maka surat kabar yang diterbitkan tentu tidak akan sempurna. Oleh karena itu
tim-tim penerbit harus mampu bekerja sama dengan baik agar surat kabar yang
dihasilkan memberikan dampak positif bagi pembaca.
No comments:
Post a Comment