Dalam
pencetakan suatu media cetak tidak hanya sekedar menambahkan tulisan pada
sebuah kertas namun memiliki teknik-teknik tertentu. Dalam artikel ini akan
dibahas beberapa teknik percetakan yang umum digunakan menurut Frank Jefkins. Pertama adalah
Ofdset-lithography. Kata
offset umumnya digunakan untuk merujuk proses pencetakan lithography. Hal itu
berarti bahwa ada tiga silinder dengan fungsi yang berbeda dalam mesin offset –
lith. Plat dilengkapkan mengelilingi silinder plat dengan citra cetak bentuk
positif pertama, mencetak pada selimut silinder kedua sehingga citra cetak
positif menjadi negative atau terbalik. Kemudian citra cetak kedua mencetak
citra cetak negative pada kertas yang digunakan melalui silinder. Teknik
selanjutnya adalah Flexografi atau cetak tinggi. Digunakan di Inggris guna
untuk mencetak “delicate material’’ seperti foil untuk kemasan. Flexography
dikembangkan di Amerika Serikat untuk priduksi surat kabar. Flexography
merupakan proses web letterpress rotary, tetapi proses percetakan ini
menggunakan plat karet yang fleksibel, dan solvent yang cepat kering atau tinta
dengan basis air. Dengan menerapkan plat potopolimer yang telah diolah lagi dan
tinta khusus.
Berikutnya
adalah Photogravure yang mempunyai keunggulan pada usia plat cetak atau sleeve. Mempunyai kualitas yang cukup bagus dan murah,
biasanya digunakan untuk mencetak kertas jenis art paper, dalam versi yang
lebih baik. Photogravure
digunakan untuk mencetak prangko atau benda pos lainnya. Teknik
selanjutnya ada Sablon atau cetak saring atau Screen Printing. Teknik cetak ini berasal dari negri
cina, yang memanfaatkan layar (screen) atau tenunan (mesh) rambut manusia.
Biasanya digunakan untuk mencetak kertas, papan, plastik, kaos, dll. Teknik yang
terakhir adalah System Hard-Dot. Versi terbaru pencetakan photogravure, yang mengahsilkan
cetakan yang sebanding kualitasnya dengan cetak offset-litho. Merupakan system
silindergravure hard-dot kliscograph elektronik buatan Jerman. Sistem ini
memiliki plat dengan permukaan bidang cetaknya berupa titik-titik yang
berbentuk sesuai dengan desain yang menonjol keluar. Bentuk seperti ini
berlainan dengan plat pada system pothogravure. System hard-dot memiliki area
permukaan dengan ukuran yang bervariasi dengan terang atau gelapnya nada warna.
Berbeda dengan system potogarvure yang memanfaatkan kotak-kotak sel cekung yang
dapat menyimpan tinta sesuai dengan derajat gelap terangnya nada warna yang
diinginkan.
No comments:
Post a Comment