May 15, 2019

5 Proses Penerbitan Surat Kabar


         Penerbitan surat kabar harus melalui beberapa tahap. Tahap-tahap ini penting agar berita atau informasi yang dihasilkan dapat memnuhi syarat penerbitan yang baik. Tahap tersebut meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, peliputan, dan pengawasan. Kita akan membahas tahap-tahap tersebut satu-persatu. Pertama, adalah tahap perencanaan. Tahap perencanaan dalam manajemen redaksional untuk surat kabar harian adalah penentuan kebijakan isi pemberitaan untuk besok pagi, dan membahas berita-berita yang perlu ditindaklanjuti. Berita yang baik adalah hasil perencanaan yang baik. Prinsip ini berlaku bagi berita yang sifatnya diduga. Fungsi perencanaan, merupakan kegiatan yang dimulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan proses pencarian berita. Hal yang biasanya di bahas dalam tahap perencanaan ini antara lain menentukan wilayah sasaran, mengidentifikasi dan menentukan indikator efetivitas dari setiap pekerjaan yang telah, sedang, dan akan dilakukan. Menentukan hasil yang ingin dicapai dalam jangka panjang dengan selalu berinovasi, mempersiapkan rencana tindakan. Berikutnya adalah tahap pengorganisasian. Pengorganisasian manajemen redaksional adalah penyusunan struktur organisasi dan pembagian tugas pekerjaan serta penempatan orang berikut jabatannya di dalam struktur organisasi. Pada proses redaksional terdapat staffing yang berfungsi untuk melaksanakan aktifitas redaksional.
            Ketiga adalah tahap penggerakkan. Tahap penggerakan dalam manajemen redaksional adalah aktivitas yang menggerakkan orang-orang beserta fasilitas penunjangnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu menghasilkan produk jurnalistik. Aktivitas tersebut meliputi peliputan, penulisan, dan penyunting berita. Penggerakan berarti fungsi yang dijalankan pada media massa berupa pengarahan seorang pemimpin agar para stafnya bersedia melaksanakan tugas, mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, sehingga timbul saling pengertian yang baik sertamenumbuhkembangkan disiplin kerja dan rasa saling memiliki. Fungsi penggerakan menjadi penting bagi sebuah media massa karena setiap media idealnya mempunyai ideologi maupun visi misi masing-masing. Jika fungsi penggerakan dapat diterapkan secara terarah, maka para staf redaksi akan mengerti betul akan tujuan media yang mereka naungi termasuk menyusun redaksi berita yang mereka liput. Selanjutnya adalah tahap peliputan. Proses peliputan dalam manajemen redaksional adalah mencari berita (news hunting), atau meliput bahan berita. Aktivitas meliput berita dilakukan setelah melewati poses perencanaan dalam rapat proyek si redaksi. Dalam meliput berita terdapat tiga teknik, yaitu reportase, wawancara, dan riset kepustakaan (studi literatur). Pengolahan data seperti berita isu membutuhkan ketepatan dengan narasumber yang terkait, jika tidak akurat bias menjadi kendala dalam prosespeliputan. Ini menjadi hambatan yang sering terjadi di lapangan. Proses peliputan seperti isu membutuhkan suatu teknik pendekatan terhadap narasumber yang terkait untuk bias mendapatkan data. Kemampuan seorang wartawan dituntut bisa melakukan hal pandai melakukan pendekatan agar narasumber bisa memberikan keterangan untuk isu yang sedang di angkat. Dalam peliputan peristiwa yang tidak terduga bisa melakukan pendekatan pihak terkait dengan peristiwa seperti saksi jika meliput suatu kejadian misalnya kebakaran.
Peliputan suatu peristiwa yang tidak terduga menjadi proses yang harus segera dilakukan dindakan mencari data terkait. Misalnya suatu peristiwa kebakaran yang terjadi, seorang wartawan harus sigap dalam melakukan tindakan jika ada info terjadi kejadian kebakaran. Info yang di dapat harus segera di cek seperti mendatangi tempat kejadian. Jika benar terjadi hal yang pertama adalah mengambil gambar tempat kejadian selanjutnya setelah seorang reporter/wartawan mendapatkan data dalam suatu peliputan, data tersebut diolah dalam kegiatan penulisan suatu berita. Penulisan berita biasanya menggunakan teknik melaporkan (to report), yang merujuk pada pola piramida terbalik (inverted pyramid), dan mengacu pada rumusan. 5W+1H. Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W+1H, agar berita menjadi lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam unsur dasar, yaitu what (peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak), who (siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu), when (kapan peristiwa itu terjadi), where(dimana peristiwa itu terjadi), why (mengapa peristiwa itu sampai terjadi), dan how (bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa itu). Dalam konteks Indonesia, para praktisi jurnalistik kerap menambahkan satu unsur lagi yaitu aman (safety, S), sehingga rumus anny a menj adi 5W+1 H ( 1 S ). Maksudnya, berita apapun yang akan dipublikasikan, diyakini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi media massa bersangkutan dan masyarakat serta pemerintah.
Teknik melaporkan (to report), reporter atau  tidak boleh memasukkan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis. Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya (das sain), bukan laporan tentang bagaimana seharusnya (das sollen). Reporter atau wartawan Radar Cirebon melaporkan liputan dengan menulisnya di ruang redaksi dengan data yang di dapat menggunakan bahasa yang lugas seperti dalam teknik piramida terbalik berarti pesan disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Penyuntingan naskah atau editing adalah sebuah proses memperbaiki atau menyempurnakan tulisan secara redaksional dan substansial. Pelakunya disebut editor atau redaktur. Secara redaksional, editor memperbaiki kata dan kalimat supaya lebih logis, mudah dipahami, dan tidak rancu. Selain kata dan kalimat harus benar ejaan atau cara penulisannya, juga harus benar-benar mempunyai arti dan enak dibaca. Sedangkan secara substansial, editor harus memperhatikan fakta dan data agartetap terjaga keakuratan dan kebenarannya. Tahap penggerakan berikutnya erat kaitannya dengan pengarahan, Pengarahan disini erat kaitannya dengan tanggung jawab seorang kepala perusahaan terhadap para bawahannya. Fungsi menggerakkan tertuju pada karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.
Tahap yang terakhir dan tak kalah penting adalah tahap pengawasan. Tahap pengawasan dalam manajemen redaksional adalah kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja bidang redaksional telah sesuai dengan rencana semula atau tidak. Tahap pengawasan dalam bidang redaksional merupakan kegiatan penting karena adanya evaluasi dan penyuntingan hasil aktivitas sebuah berita yang akan diterbitkan. Pengawasan ialah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Demikianlah tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penerbitan surat kabar

Suatu proses pencetakan koran.
Bagaimana Sesuatu Bekerja eps Koran Kompas

No comments:

Post a Comment